Hujan Dini Hari.

Hanya sekali. Sekali saja untuk saat ini. Terdengar suara denting pukulan tiang besi kabel yang berjejer di tiap-tiap sepuluh meter pinggir jalanan komplek oleh satpam yang sedang bertugas sebagau tanda waktu menunjukan pukul satu pagi.
Tiba-tiba saja hujan di luar sana turun, meski tidak deras dan hanya berupa titik kecil. Namun kurasa mampu mengambil fokusku sejenak dari buku yang ku baca.

Sebelum saya menulis ini yang saya lakukan adalah membaca salah satu buku. Tapi berjam-jam sebelum itu, saya baru saja mencukur rambut. Ntah kenapa saya malah menulis ini. Saya sendiri masih bertanya-tanya. Semua bermula setelah pomade yang dioleskan ke rambutku memiliki aroma harum parfum yang sepertinya tidak asing. Tapi tetap saja rasanya saya telah lupa. Hingga akhirnya saya sadar, mungkin sedikit berbeda tapi aroma parfummu kurang lebih seperti aroma dari rambutku yang berminyak saat ini karena pomade itu.

Hujan di luar sana. Buku yg setengah terbuka dipangkuan dan aroma parfummu yang membuatku hanyut akan rasa rindu kita di masa lalu. Saya kembali teringat akan itu. Betapa besar pengaruh aroma dan rasa nyaman mampu tertinggal di otak bawah sadar dan muncul tiba-tiba ketika terpicu sedikit oleh hal yang sebenarnya berbeda tapi terasa mirip. Kurang lebih itu yang saya rasa.

Memalukan. Tapi rasanya tetap saja ingin saya tumpahkan ke dalam tulisan tentang masa-masa di kala itu, dan masa-masa saat ini. Saya hanya mengusap-ngusap rambutku, lalu yang ku tahu tanganku hanya refleks mendekat ke arah indra penciuman dan menghirup aroma yang rasa tak asing bahkan mungkin aroma yang begitu lengket pernah begitu dekat. Aroma parfum yang kau tinggalkan dan beberapa kenangan tentang kita di masa lalu.

Selamat tidur kamu, tidur lah yang nyenyak. Biarkanlah saya sedikit bernostalgia dengan menghirup aroma yang tertinggal di tangan. Rasa begitu tenang dan damai, terasa seperti saat ini juga kau berada di sampingku. Aroma parfummu yang khas meninggalkan kenangan dan hujan dini hari di luar sana.
Semoga kau selalu diberi kebahagiaan, dan ku harap kita bisa tetap berteman dekat seperti ini sampai waktu yang tak bisa kita hitung. Oyasumi~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta (dalam) Kode Sandi

Cerpen: Cinta & Perasaan