Secangkir teh hangat untuk disuguhkan

Ini bukan resep membuat teh, judul itu hanya lah sebagai analogi sebuah tulisan yang akan saya sampaikan di postingan kali ini.
Konsep postingan ini cukup berbeda dengan postingan saya sebelum-sebelumnya, but thanks before..
Makasih sudah dengan sudi membacanya.
Please, cicipi teh ini..


Well..
Rasanya dadakan juga menulis ini dini hari, aku hanya merasa sepi dan dingin.
Ntah mengapa rasanya dingin, padahal langit pun tak menurunkan hujan malam ini.

Aku mencoba mematikan kipas angin yang berputar di sudut kamar tapi dingin ini tak kunjung hilang.

Rasanya terlalu lama aku berselimut dibalik sikapmu yang membuatku merasa hangat. Selimut itu terasa menjadi transparan dan aku mulai merasa dingin. Aku sadar selimut itu tak ayal adalah sebuah kehangatan semu yang tercipta karena besarnya harapku akanmu.

Ini seperti mimpi, ketika engkau datang membawa sikap yang selalu ku rindukan dan membuatku hangat di dalamnya, dalam selimut semu-ku.
Dan seakan dibangunkan dari mimpi itu ketika aku kehilanganmu. Saat kau jauh. Rasanya kembali dingin. Begitu dingin.

Tuhan itu hebat, dia mampu menciptakan bermilyar-milyar manusia yang berbeda satu sama lain. Semua tak sama. Tak ada yang mampu sepertimu. Engkau adalah salah satu ciptaan-Nya yang biasa saja tak lupa dengan kekuranganmu tapi aku tidak peduli itu, karena aku mendapatkan hal yang tak ku dapatkan dari orang lain yang selain engkau.

Engkau tau? Aku takut, Aku terlalu takut. Orang-orang cenderung menganggap sesuatu itu berharga ketika hal itu hilang atau pergi dari kita. Tapi, engkau sudah menjadi bagian berharga untukku dan aku takut jika nantinya engkau akan pergi, akan hilang.

Dan ketika itu terjadi, selimut baru yang ku temui nanti takkan pernah sama. Akan kah kurang hangat atau mungkin jauh lebih hangat, who know?

Sosok ku mungkin hanya sekedar teh hangat yang disuguhkan untukmu di hari yang dingin. Tak seperti aku yang menganggapmu selimut. Tapi, meski sekedar secangkir teh, ketika engkau meminumnya saat hangat maka tubuhmu akan terasa hangat, jangan biarkan teh itu menjadi dingin. Jika teh itu terlalu lama dibiarkan dan menjadi dingin, mungkin saja ada orang diluar sana yang memberiku selimut yang lebih tebal. Mungkin.

Selamat malam kamu.

*secangkir teh hangat untukmu
 dariku, Fajar Anzari

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta (dalam) Kode Sandi

Cerpen: Cinta & Perasaan