Penghujung tahun.

Desember akhir, aku selalu punya pertanyaan di bulan penghujan ini. Desember.
Di setiap penghujung tahun seperti ini, hampir setiap individu mungkin sedang mengenang tahun yang akan berganti masa baru.


Kali ini aku tidak ingin membahas setiap kenangan di tahun ini, aku hanya ingin membahas bulan ini saja. Desember.



Dear Desember.
Sebentar lagi kita akan berpisah, tapi mengapa kamu selalu membawa kenangan buruk untukku? Disetiap tahun.

Aku tidak pernah membencimu karena kenangan yang kau ciptakan selalu menyedihkan, aku malah akan selalu rindu berjumpa kembali denganmu. Menikmati dinginnya musim dibulan ini. Bulan dimana hujannya awet.
Selain frame sebuah foto, hujan adalah alat penjelajah waktu. Mampu membawa kita kembali mengenang masa lalu. Mampu membuat suasana lebih sejuk dan terasa syahdu. Jadi aku tidak mungkin membencimu, desember.


Aku hanya terus bertanya mengapa mengapa dan mengapa kau selalu membawa hal-hal sedih dipenghujung tahunnya.
Kenangan tentang kepergian Ayahku untuk selama-selamanya itu tercetak dibulan ini. Juga beberapa kebenaran menyakitkan terungkap dibulan ini. Ada pula keputusan yang menyedihkan, tentang memperjuangkan suatu hal harus berhenti dibulan ini. Banyak hal yang aku cintai dari beberapa bulan sebelumnya harus ku relakan di setiap desember tiap tahunnya. Mengapa denganmu, desember?
Apakah ini ujian mental untuk menyambut Januari yang tak tertebak akan jadi apa kelak? Meski begitu tak ada kah hal-hal menyenangkan untuk ku kenang?

Menuju pergantian tahun. Beberapa hal kenangan buruk ingin dilupakan, beberapa hal kenangan indah ingin dikenang, dan juga ada beberapa hal kenangan yg seharusnya dan sebaiknya dilupakan tapi kita tak ingin.

Terkadang kita harus mencoba menerima bahwa hal-hal indah yang sudah kita lalui tak dapat ditemui lagi, jika tidak maka kau akan terus berharap dengan kepastian semu. Untuk terus menanti, tak tahu kapan kan kau dapati lagi kenangan indah semacam itu. Jika itu terjadi perlahan-lahan mungkin kau akan mulai menghancurkann mental dan fisikmu untuk sesuatu yang tak jelas akan terjadi atau tidak.


Rasanya terlalu banyak kesedihan di bulan ini, aku selalu berharap hujan datang dan membuatku merasa tenang. Untuk dapat menerima hal-hal yang terlalu takut untuk ku lupakan atau untukku ingat. Seperti halnya setiap kosa kata lyric lagu Desember by Efek Rumah Kaca.
"Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam"
Jadi, aku tidak mungkin membencimu meski setiap tahun kau selalu membawa kenangan yang menyedihkan, Desember. Aku hanya bertanya. Dan berharap hujan dipenghujung tahun ini dapat menenangkanku dan menerima setiap kenangan buruk itu agar kelak ditahun yang baru aku lebih siap lagi untuk hal-hal seperti ini.


Terima kasih telah untuk setiap orang yang ku kenal di tahun ini dan di tahun-tahun sebelumnya. Untuk setiap kenangan, moment dan peristiwa. Untuk setiap kondisi yang akhirnya memberikan kenangan buruk juga kenangan baik. Banyak hal yang telah ku pelajari, semoga kedepannya kita lebih baik lagi.

Jika kita bertemu kembali kuharap canda tawa serta kebahagian yang akan kita ceritakan tentang masa-masa yang kita lalui di hari kemarin. Terima kasih dan selamat tahun baru untuk kita semua. *Cheers*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta (dalam) Kode Sandi

Cerpen: Cinta & Perasaan